Sejarah

Pertanyaan

Autobiografi dari tokoh proklamator bangsa Indonesia dan kesimpulan mengenai keteladanan sikap yang patut kita contoh dalam kehidupan kini??

1 Jawaban

  • Kelas XII
    Sejarah
    Proklamator, Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta

    Ir. Soekarno: Penyambung Lidah Rakyat
    ditulis oleh Cindy Adams
    *sudah diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh Penerbit Narasi

    Buku ini tidak begitu menyoroti kehidupan sang proklamator ketika masih kecil dan remaja, namun--seperti terlihat dari judul--lebih menyoroti kemampuannya sebagai orator yang berapi-api.
    Soekarno kecil hanya disebutkan lahir di Blitar, kemudian melanjutkan sekolah ke Surabaya dan ngekos di rumah Tjokroaminoto, ketua SI yang terkenal itu. Pasca dari surabaya, Soekarno hijrah ke Bandung dan kuliah arsitektur di ITB, sempat aktif di sebuah studi club di Bandung sebelum akhirnya bergabung dengan PNI.
    Karir awal di PNI adalah sebagai sekretaris. Namun, seperti Tjokro akhirnya karir politik di PNI cepat sekali berkembang hingga pada 1945 mengantarnya sebagai proklamator dan presiden RI.
    Masa-masa menjadi Presiden, Soekarno seringkali mengadakan orasi. Orasi ini sendiri merupakan pengejawantahan Soekarno untuk bertegur sapa dengan rakyat. Dengan kecanggihan retorika yang dia miliki, bisa disebut bahwa belum ada presiden RI yang bisa menandingi kecakapannya dalam berorasi.

    Yang bisa kita teladani dari sikap Soekarno: Keberanian
    Contoh, saat terlihat konflik dengan Malaysia muncul slogan "Ganyang Malaysia!" yang dipopulerkan oleh Soekarno. Dalam hal ini, orasi Soekarno selain pintar menyentuh hati rakyat juga mampu membangkitkan semangat rakyat dengan retorika yang tanpa tedeng aling-aling. Berani. Dan keberanian itu memiliki maksud untuk kepentingan ibu pertiwi, Indonesia

    Moh Hatta: Untukmu Negeri
    ditulis sendiri oleh Hatta
    diterbitkan lagi oleh Penerbit Kompas, 3 jilid

    Hatta, lahir di bukit tinggi 12 Agustus 1902 dari kalangan keluarga yang agamis. Kedudukan keluarga Hatta cukup terhormat, sehingga pada masa itu (politik etis) Hatta bisa melanjutkan jenjang pendidikannya hingga ke negeri Belanda. Karirnya dalam politik dirintis sejak Hatta terlibat aktif dalam PI (Perhimpunan Indonesia) sebuah organisasi kepemudaan pertama di luar negeri. PI inilah yang menginspirasi BU, Indische Partij, dll. Sekembali ke Indonesia, Hatta sempat bergabung dengan oganisasi Club Pendidikan Nasional Indonesia. 
    Agak berbeda dengan Soekarno dan PNI-nya yang menekankan kaderisasi partai, Hatta lebih menekankan pendidikan politik sebelum terjun pada politik praktis. Kesadaran nasional bagi hatta hanya bisa dimungkan lewat sebuah proses pendidikan yang tidak instan.
    Pada 1933 Soekarno diasingkan ke Ende, Flores. Sikap pemerintahan Hindia Belanda ini mendapatkan kritik dari Hatta, sehingga pemerintah HB akhirnya juga mengasingkan dirinya. Berawal dari simpati inilah kelengketan Soekarno-Hatta dimulai. dan memuncak pada peritiwa proklamasi dimana Hatta mendampingi Soekarno dan membantunya dengan duduk sebagai jabatan presiden RI

    Sikap yang patut diteladani: keserhanaan
    Dalam buku autobiografinya tsb, Hatta menulis/mengaku pasca ketidakcocokan dengan Soekarno pada 1955, Hatta memilih mundur. Sebagai mantan wakil presiden Hatta lantas menggabdikan kehidupannya pada bidang akademik. Dia mengaku, bahwa dia akhirnya bisa menunaikan ibadah haji bukan dari pensiunan sebagai wakil presiden. biaya haji itu dia kumpulkan dari jerih payah honorium tulisan-tulisan yang dia buat
    Gambar lampiran jawaban Mamanosz
    Gambar lampiran jawaban Mamanosz

Pertanyaan Lainnya