Sejarah

Pertanyaan

meninggalnya sebahian orang muslim,siti khatijah dan pamannya merupakan masalah besar bagi Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah,peristiwa ini dinamakan?

2 Jawaban

  • tahun duka cita ('Aamul Huzni)
    semoga membantu
  • Mengapa dinamai tahun duka cita? Karena dalam satu tahun itu, yakni pada tahun ke-10 masa kenabian, Rosulullah saw. banyak mengalami kesedihan-kesedihan yang bersifat “manusiawi”. Setidaknya ada 5 peristiwa pahit yang mempengaruhi kejiwaan Nabi Muhammad saw.

    1. Tahun terjadinya klimaks dari tiga tahun pemboikotan para pemeluk Islam di perkampungan Abu Thalib. Paceklik panjang terjadi hampir 40 bulan sejak awal Muharram tahun ke-7 Nubuwwah hingga Muharram tahun ke-10 Nubuwwah. Seluruh kaum muslimin terutama dari Bani Hasyim (keluarga Ibunda Nabi saw.) dan Bani Muththalib (keluarga Ayah Nabi saw) diboikot oleh seluruh masyarakat Makkah. Boikot terjadi karena kaum Quraisy khawatir terhadap semakin banyaknya penduduk yang beralih keyakinan menjadi Islam. Mereka kehabisan logistik makanan dan air, ternak menjadi kurus dan mati, anak-anak dan kaum ibu merintih kelaparan setiap hari. Mereka hanya memakan dedaunan dan kulit binatang. Bahkan alas kaki pun dimakan untuk mengganjal perut. Semua itu dijalani selama 3 tahun dengan penuh keprihatinan dan kesabaran, hingga Allah swt berkenan merusak Piagam Boikot yang digantung di tembok Ka’bah melalui perantaraan rayap, sebagaimana diabadikan dalam QS.Al Qamar: 2 (HR.Bukhari).

    2. Meninggalnya paman Rosulullah saw., yakni Abu Thalib. Setelah ikut mengalami 3 tahun pemboikotan yang membuat tubuhnya kurus dan penyakit tulang yang berat, paman pembela da’wah yang tak kunjung mendapatkan hidayah ini, akhirnya meninggal dunia pada bulan Rajab dalam usia lebih dari 80 tahun. Ia menderita sakit keras selama 6 bulan. Padahal Abu Thalib adalah sesepuh Mekkah yang sangat disegani oleh kaum Quraisy. Dialah satu-satunya alasan mengapa kafir Quraisy setengah hati mengganggu Rosulullah saw. Rosulullah saw. ingin sekali memintakan ampunan Allah swt. untuk paman tersayang atas kebaikannya selama 10 tahun membela da’wah dan melindungi Nabi. Tetapi kemudian turun penolakan Allah swt. pada QS.At-Taubah:113 dan QS.Al Qashash:56, (orang beriman tidak boleh memintakan ampunan untuk orang-orang kafir). Rosulullah saw. sedih karena belahan hatinya berpulang, sedih karena kerabat terdekat tak mau menerima hidayah sampai ajal menjemput, dan sedih karena takdir pamannya harus berakhir di neraka (dalam suatu hadits, diriwayatkan bahwa Abu Thalib akan diletakkan di neraka yang paling dangkal sebatas tumit kaki).

    3. Meninggalnya sang istri tercinta: Khadijah binti Khuwailid ra. Sekitar 3 bulan setelah wafatnya sang paman, Allah swt kembali menguji perasaan kekasih-Nya itu dengan mengambil nyawa istri Rosulullah saw., Khadijah binti Khuwailid ra. Kemungkinan juga disebabkan karena kesehatannya memburuk setelah mengalami boikot fisik selama 3 tahun. Ummul Mu’minin berpulang pada bulan Ramadhan tahun ke-10 Nubuwwah, dalam usia 65 tahun, sedangkan Nabi Muhammad saw. ketika itu berumur 50 tahun. Memiliki istri semulia Khadijah ra. adalah salah satu anugerah terindah dalam kehidupan Rosulullah saw. Dialah wanita teristimewa yang sangat dicintai Nabi saw, dia telah mendampingi Nabi selama seperempat abad tanpa mengeluh, menghapus resah dan kekhawatiran sang suami di saat-saat kritis di tengah intimidasi kaum kafir Quraisy, menopang finansial da’wah dengan kapasitas bisnisnya, sabar mendampingi Nabi di kala jihad yang berat, membelanya dengan kemuliaan nasab, dll. Beginilah Rosulullah saw. memaparkan orbituari sang istri: “Dia beriman kepadaku saat semua orang mengingkariku, membenarkan aku selagi semua orang mendustakanku, menyerahkan hartanya kepadaku selagi semua orang tidak mau memberikannya, Allah menganugerahiku anak darinya selagi wanita selainnya tidak memberikannya kepadaku.” (HR.Ahmad).

    4. Intimidasi semakin Menjadi-jadi pasca Wafatnya Kerabat Nabi. Meninggalnya paman dan istri Rosulullah saw, membuat orang-orang musyrik dan kafir Makkah semakin berani melawan para pengikut Islam, terutama rencana membunuh Nabi. Mereka melempari Rosulullah dengan debu, kotoran hewan, dan menabur duri di sepanjang jalan yang dilalui

Pertanyaan Lainnya