definisi, jenis, manfaat dan dampak negatif dari pembakaran fosil
Biologi
eli85
Pertanyaan
definisi, jenis, manfaat dan dampak negatif dari pembakaran fosil
1 Jawaban
-
1. Jawaban Yimura
Dampak pembakaran bahan bakar fosil Bahan bakar fosil merupakan sumber daya alam yang tak terbarukan karena terbentuk dari proses alam seperti dekomposisi anaerobik dari sisa-sisa organisme termasuk fitoplankton dan zooplankton yang mengendap ke bagian dasar laut (atau danau) dalam jumlah besar, selama jutaan tahun, sedangkan cadangan di alam yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi (misalnya untuk pembangkit listrik, industri, dan berbagai macam alat transportasi) akan habis jauh lebih cepat dari pada proses pembentukannya. Anda sadari atau tidak, pemakaian energi fosil yang terus menerus akan mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan makhluk hidup. Hal tersebut dikarenakan bahan bakar fosil seperti batubara, minyak bumi, dan gas alam mengandung persentase karbon yang tinggi. Gas karbon adalah gas tanpa warna yang merupakan senyawa karbon dengan oksigen, tidak terbakar dan larut dalam air. Jika gas karbon tersebut terlepas ke udara akan bersenyawa dengan oksigen dan membentuk gas karbon dioksida. Karbon dioksida adalah salah satu gas rumah kaca yang meningkatkan radiasi dan memberikan kontribusi pada pemanasan global, yang menyebabkan rata-rata suhu permukaan bumi meningkat. Dampak Terhadap Udara dan Iklim Penggunaan berbagai macam bahan bakar fosil (misalnya: minyak bumi, batu bara, dan gas alam) untuk bahan bakar alat-alat industri dan transportasi tidak hanya membuat udara menjadi tidak segar, tetapi juga telah membuat sebuah perubahan besar pada kondisi iklim dunia. Penggunaan bahan bakar tersebut telah meningkatkan konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) yaitu karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SO2) dan tiga gas-gas industri yang mengandung fluor (HFC, PFC, dan SF6) sehingga menyebabkan meningkatnya radiasi yang terperangkap di atmosfer bumi. Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5.6 yang merupakan pH hujan normal), hujan ini dikenal sebagai "Hujan Asam". Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk). Sedangkan Gas-gas industri yang mengandung fluor (HFC, PFC, dan SF6) diproduksi oleh proses industri, dan tinggal di atmosfer hampir selama-lamanya karena tidak ada penyerap atau penghancur alaminya. Peningkatan GRK tersebut akan menyebabkan fenomena pamanasan global yaitu naiknya temperatur rata-rata dipermukaan bumi. Pemanasan global itu sendiri akan mengakibatkan perubahan iklim, yaitu perubahan pada unsur-unsur iklim seperti naiknya suhu permukaan bumi, meningkatnya penguapan di udara, berubahnya pola curah hujan, dan tekanan udara yang pada akhirnya akan mengubah pola iklim dunia.